Assalamu'alaikum ..

Selamat datang dalam risalah sederhana. Aku ingin mulai mengajak saudara-saudaraku_terutama diriku sendiri_memulai hidup untuk berbuat hal kecil dengan cinta yang besar. Tidak muluk – muluk. Ya, citaku memang merubah dunia kecil kita. Tetapi urutan kerjanya tentu dari diri kita sendiri, keluarga kita, dan orang-orang terdekat kita lalu kepada masyarakat luas, semoga .. Bismillah ^_^

Kupersembahkan kepada:

(yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat".(QS. 26:78-82)

Selasa, 19 Juli 2011

DIARIku tentang HUJAN


Saya sangat suka menulis .. karena saya tidak begitu suka banyak bicara, ini hanya sekedar coretan-coretan kecil saya tentang kecintaan saya pada sang Hujan yang DIA ciptakan bagi penduduk bumi.

Saya mencintai  hujan dan bau tanah basah sesudahnya. Entah bagaimana awalnya atau  kapan saya memulainya, tapi rasa cinta saya pada hujan sungguh membuat saya begitu merindukannya ketika Matahari di belahan kota Bandung begitu garangnya bersinar dari atas sana.

Saya jarang sekali mencintai Matahari, biarpun dia bisa mengeringkan pakaian-pakaian yang saya jemur didepan rumah saya, saya butuh juga energinya untuk membantu proses fotosintesis tanaman-tanaman di dalam pot-pot yang di halaman depan rumah saya.

Oh tentu, saya membutuhkan matahari dan segala manfaatnya.
Tapi apakah salah kalau saya lebih mencintai hujan? Ya, hujan yang turun perlahan, dengan hujamannya yang menusuk ke tanah dengan kecepatan lambat lalu membasahi rambut saya, wajah saya, dan ya, tubuh saya yang kecil ini (haha)… lalu tanah. Ya, tanah. Tanah yang kemudian menarik masuk air hujan ke dalam pori-porinya, lalu mengeluarkan bau harum yang luar biasa! Ah! I love the smell… really do…

Sudah lama sekali saya tidak mencium harum tanah basah yang membasah karena hujan.
Entahlah, terasa berbeda sekali kalau bau yang keluar adalah karena siraman air yang keluar dari pipa-pipa air atau semprotan selang dari keran.

Mungkinkah ini karena saya masih menikmati langit yang mendung saat mencium baunya?
Ataukah mungkin karena saya membiarkan angan-angan saya mengembara jauh, berkhayal tentang keindahan-keindahan duniawi yang pernah terjadi bertahun-tahun di belakang, ketika saya dan orang-orang tercinta beramai-ramai memilih untuk duduk di kursi teras, dan menikmati titik-titik air itu jatuh dan terkadang membasahi kami yang asyik tertawa dan bercanda?

Ah..
Sungguh, saya tak tahu mengapa saya mencintai hujan dan harum tanah basah sesudahnya..
Sungguh, saya juga tak mengerti kenapa baunya terasa begitu sempurna di hidung saya…
Juga mengapa saya lebih memilih untuk berhujan-hujan saja ketimbang meminggirkan kendaraan lalu berteduh bersama banyak orang.

Sungguh.
Saya benar-benar tak tahu.
Tapi yang pasti…
Ketika hujan turun… I just know, that I’m still in love with it

Ya, hujan. diantara keajaiban alam ciptaan TUHAN
Saya sangat mencintai kamu…

I’m singing in the rain
Just singing in the rain
What a glorious feelin’
I’m happy again
I’m laughing at clouds
So dark up above
The sun’s in my heart
And I’m ready for love
Let the stormy clouds chase
Everyone from the place
Come on with the rain
I’ve a smile on my face
I walk down the lane
With a happy refrain
Just singin’,
Singin’ in the rain
(Singin’ in the Rain, Gene Kelly)

Psssttt…
Tapi jangan bawa semua pasukanmu untuk membasahi bumi ini, ya ? Saya takut kebanjiran, nih! hihi..
Allohumma shoyyiban nafi'an ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar