Assalamu'alaikum ..

Selamat datang dalam risalah sederhana. Aku ingin mulai mengajak saudara-saudaraku_terutama diriku sendiri_memulai hidup untuk berbuat hal kecil dengan cinta yang besar. Tidak muluk – muluk. Ya, citaku memang merubah dunia kecil kita. Tetapi urutan kerjanya tentu dari diri kita sendiri, keluarga kita, dan orang-orang terdekat kita lalu kepada masyarakat luas, semoga .. Bismillah ^_^

Kupersembahkan kepada:

(yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat".(QS. 26:78-82)

Sabtu, 17 Maret 2012

Catatan Hati





Kita tidak pernah tahu skenario Allah. Dan memang kita tidak pernah ditugaskan untuk mencari tahu seperti apa skenario Allah itu. Maka, saat ikhtiar dan doa dirasa sempurna, serta tawakkalnya hanya pada-Nya, berbaik sangka lah pada setiap keputusan yang diberikan-Nya.

" Janganlah do'a yang lama dikabulkan padahal engkau telah meminta dengan sungguh-sungguh menjadikan engkau putus asa, karena Allah SWT pasti akan mengabulkan do'amu sesuai dengan kehendak-Nya bukan sesuai dengan keinginanmu dan pada waktu yang Dia kehendaki bukan pada waktu yang engkau inginkan wahai diriku .... "

Berbaik sangka kepada Allah, seperti saat kita membaca kisah ini. Apa yang ada dibenak kita, seolah-olah prasangka kita mengatakan Allah tidak adil?

..... Ada dua raja yang telah renta di dua kerajaan yang berbeda. Yang satu shalih lagi adil, yang satu jahat lagi dzhalim. Dan keduanya sama-sama diuji Allah dengan penyakit langka. Segala upaya telah dilakukan, agar raja shalih dan raja jahat dapat segera sembuh. Hingga suatu ketika, berkat usaha para pembantu dan tabib di negerinya, raja jahat ini akhirnya dapat sembuh seperti sedia kala. Sementara nasib sang raja shalih malah berkebalikan. Penyakitnya semakin menjadi-jadi dan diderita dalam jangka waktu yang sangat lama. Tak ada yang sanggup menyembuhkannya hingga tak tertolong lagi nyawanya.

Kemungkinan kita akan berprasangka bahwa Allah sangat tidak adil. Begitu pun para malaikat pada kisah ini. Para malaikat mempertanyakan ini kepada Allah, mengapa Dia menyelamatkan raja satu padahal ia begitu jahat, begitu dzhalim pada rakyatnya, sementara Dia siksa raja yang lain padahal ia begitu shalih lagi adil pada rakyatnya ?

Allah menjawab dengan sederhana, bahwa pada suatu ketika raja jahat pernah melakukan kebajikan, maka Dia balas di dunia dengan kesembuhan, agar tak ada lagi yang menghalanginya untuk masuk neraka. Sementara, pada suatu ketika raja shalih pernah melakukan keburukan, maka Dia balas dengan penyakit yang tak tersembuhkan, agar tak ada lagi yang menghalanginya untuk masuk surga.

Begitulah, kita diajarkan untuk selalu berprasangka baik pada tiap keputusan-Nya terhadap amal, doa, dan tawakkal kita. Apa pun keputusannya. Baik, atau kah buruk. Karena, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah :216)

~

Akhirnya, kita kali ini kembali belajar bahwa keajaiban bukan hanya hadiah langit yang diturunkan secara cuma-cuma. Tapi ia butuh ikhtiar dan doa, lalu diakhiri dengan tawakkal serta dibungkus dengan prasangka baik pada-Nya.

Maka, indah nian ungkapan Dr ‘Aid al Qarni dalam bukunya yang fenomenal, La tahzan, dan saya ingin menutup tulisan ini dengan kutipan dari sedikit tulisannya, " Tidak ada gembok yang tak bisa dibuka. Tidak ada simpul yang tak bisa dilepas. Tidak ada jarak yang jauh yang tidak bisa didekatkan. Dan tidak ada yang hilang yang tidak bisa ditemukan. Dan semua itu ada saatnya.”

Laa tai’asu min rouhillah! Jangan berputus asa dari rahmat Allah. Mari mengikhtiarkan keajaiban ....... Assalamu'alaikum ....... ♥

Tidak ada komentar:

Posting Komentar